FAKTA TENTANG OTAK, MEMAKSIMALKAN POTENSI MELALUI RAKSASA YANG TERTIDUR (1)

Allah swt telah menganugerahkan nikmat yang tak terhingga jumlahnya. Satu dari nikmat terindah adalah otak. Kita dilahirkan dengan dibekali otak yang sedemikiab canggihnya. Namun sayangnya kita belum mampu memaksimalkan anugrah terindah tersebut. Menurut survei, rata-rata manusia hanya menggunakan sekitar 4% dari kemampuan otaknya. Si genius Einstein hanya menggunakan 8% dari kemampuan otaknya.
Otak manusia adalah suatu organ yang beratnya sekitar 1,5 kg atau sekitar 2% dari berat tubuh yang dioperasikan dengan bahan bakar glukosa dan oksigen. Saat bayi dilahirkan, otaknya telah berukuran ¼ dari ukuran otak orang dewasa. Otak menyerap sekitar 20% suplai oksigen yang beredar di dalam tubuh manusia. Semua manusia sejak lahir telah memiliki 100.000.000.000 (seratus miliar) sel otak aktif dan didukung oleh 900.000.000.000 (sembilan ratus miliar) sel pendukung lainnya. Jadi totalnya ada 1 trilyun sel otak.
Diantara pembaca mungkin ada yang bertanya, apakah jumlah tersebut sama antara orang satu dengan orang lain? Kalau sama kenapa kecerdasan orang berbeda-beda? Sebenarnya dengan jumlah sel otak yang demikian cerdasnya, manusia memiliki potensi yang luar biasa untuk membuka tabir rahasia alam semesta. Namun sekali lagi, itu barulah sebatas potensi. Potensi ini harus dikembangkan. Meskipun memiliki jumlah otak yang sangat buanyak, ini bukanlah jaminan seseorang dapat menjadi makhluk yang cerdas. Kecerdasan seseorang tergantung pada seberapa banyak koneksi yang terjadi di antara setisp sel otak tersebut. Setiaap sel otak memiliki kemungkinan koneksi dari 1 hingga 20.000 koneksi. Jadi bisa dibayangkan betapa besar potensi yang dimiliki manusia.
Koneksi antar otak akan terjadi bila kita menggunakan dan melatih otak kita. Semakin sering kita menggunakan dan melatihnya, maka semakin banyak terjadi koneksi. Koneksi hanya akan terjadi bila kita dapat menciptakan arti pada apa yang kita pelajari.

Tiga Otak dalam Satu Kepala

Teori otak triune pertam akali dicetuskan oleh Dr. Paul Maclean. Didalam kepala manusia terdapat tiga macam otak yang berkembang sesuai dengan tahap evolusi manusia. Perkembangan terjadi secara bertahap mulai dari otak reptil, otak mamlia, dan neo cortex.
Otak reptil bermula dari batang otak yang terletak di dasar otak dan terhubung ke tulang belakang. Otak ini berfungsi sebagai pusat kembali, sistem saraf otonomi, dan mengatur fungsi utama tubuh seprti denyut jantung dan pernafasan. Selain itu, otak reptil juga berfungsi mengatur reaksi seseorang terhadap bahaya dan anacaman dengan menggunakan pendekatan “lari” atau “lawan”. Saat otak reptil aktif, orang tidak bisa berfikir. Yang berperan adalah insting. Otak reptil akan aktif bila seseorang merasa takut, stres, kurang tidur, marah, terancam, dan tubuh lelah. Berkebalikan dengan otak reptil adalah neo cortex. Neo cortex merupakan 80% dari total otak manusia yang berfungsi sebagai otak berfikir.
Pada neo cortex, terdapat empat lobus (cuping) otak yang memiliki fungsi berbeda. Lobus frontal, parietal, temporal, dan occipital. Lobus frontal yang treletak persis di belakang kening berfungsi untuk melakukan penilaian, kreatifitas, berfikir, merencanakan, dan memecahkan masalah. Lobus parietal terletak di bagian atas agak ke arah belakang dari otak kita, dan berfungsi untuki memproses sensasi dan fungsi bahasa. Lobus temporal terletak disamping kiri dasn kanan berfungsi untuk memproses pendengaran, memori, arti, dan bahasa. Sedangkan lobus occipital terletak di bagian dalam untuk penglihatan.
Dari otak reptil, otak berkembang menjadi otak mamalia. Di dalam otak mamila terdapat Limbic. Limbic ini berperan sebagai sakelar yang menentukan otak mana yang aktif, otak reptil atau neo cortex. Otak mamalia berperan dalam mengatur kebutuhan akan keluarga, strata sosial, dan rasa memiliki. Otak ini juga memberi arti pada suatu e3mosi atau kejadian. Disamping itu, otak mamalia juga berperan dalam mengendalikan sistem kekebalan tubuh, hormon, dan memori jangka panjang.

Otak Kiri dan Otak Kanan

Disamping triune otak, para ahli jug amembagi otak kedalam otak kanan dan otak kiri. Setiap belahan otak (kiri atau kanan) mempunyai fungsi yang berbeda. Belahan otak kiri berhubungan dengan logika, analisa, bahasa, rangkaian (sequence) dan matematika. Jadi belahan otak kiri berespons terhadap masukan-masukan di mana dibutuhkan kemampuan mengupas/meninjau (critiquing), menyatakan (declaring), menganalisa, menjelaskan, berdiskusi dan memutuskan (judging). Belahan otak kanan berkaitan dengan ritme, kreativitas, warna, imajinasi dan dimensi. Jadi belahan otak kanan berfungsi kalau manusia menggambar, menunjuk, memeragakan, bermain, berolahraga, bernyanyi, dan aktivitas motorik lainnya. Sebenarnya kedua belahan otak kiri dan kanan sama penting dan sama kuatnya. Mereka saling melengkapi satu dengan yang lain.

Ciri otak kanan dan otak kiri:

Otak kanan suka:
-warna
- imajinasi
- melamun
- ruang
- irama
- dimensi
- sintetis
- gambar
- mengatur tubuh bagian kiri

Otak kiri suka:
- kata
- garis
- urutan
- waktu
- angka
- logika
- analisis
- mengatur tubuh bagian kiri

Fungsi Otak Kanan dan Otak Kiri:

Otak Kanan:
-Paham tanpa berpikir, lebih menggunakan intuisi
sehingga sering tidak mengikuti peraturan
-Kreatif dan menyukai seni
-Menggunakan perasaan dan caring person
-Berpikir dengan gambar
-Suka angan-angan
-Imajinasi tinggi
-Peka akan nada/intonasi suara
-Tanpa banyak kata-kata, belajar melalui melihat, meraba, mengalami

Otak Kiri:
-Menggunakan analisa, lebih banyak berpikir
-Mengikuti peraturan
-Menggunakan logika daripada perasaan
-Kuat dalam matematika dan bahasa
-Cepat hafal kata-kata dalam lagu
-Berpikir dalam & serius
-Memahami sesuatu melalui kata-kata/penjelasan
-Penuh perhitungan bukan angan-angan

Gelombang Otak

Dengan EEG ( electro oncephalograph) kita mengenal empat macam gelombang otak, yaitu Beta, Alfa, Theta, dan Delta. Pengukuran gelombang otak ini di dasarkan pada getaran yang ditimbulkan oleh otak kita dalam satu detik. Kita tidak mungkin berada dalam dua gelombang otak yang berbeda dalam waktu bersamaan.
Beta (12–25 Hz)

Alpha (8-12 Hz)
Theta (4-8 Hz)

Delta (0,5-4 Hz)
Kita dalam kondisi beta pada saat sadar, melakukan aktifitas yang memerlukan konsentrasi tinggi, misalnya debat, olahraga, atau proyek rumit. Bila kita rileks tetapi waspada, maka kita berada pada gelombang alfa. Misalnya saat membaca, melihat, dan menulis. Kondisi inilah kondisi paling tepat untuk belajar ada bebarapa cara untuk masuk kondisi ini, yaitu meditasi, teknik pernafasan, relaksasi, visualisasi, dan mendengarkan musik. Saat kita berada pada kondidi theta, kita berada pada kondisi yang sangat rileks, masuk ke kondisi meditatif, dan ide-ide kreatif muncul. Apabila kita tidak dapat mengendalikan diri, maka kita akan masuk ke kondisi delta, alias tertidur.
Tingkat Efektifitas Otak dalam Belajar
Otak kita bellajar dengan menggunakan urutan prioritas. Urutan prioritas ini akan mempengaruhi tingkat perhatian dan konsentrasi dalam mempelajari sesuatu dan seberapa kuat informasi tersebut tertanam dalam ingatan kita. Urutan prioritas tersebut adalah:

1. Untuk keselamatan hidup
2. membangkitkan emosi
3. belajar hal yang baru

Perhatian dan konsentrasi maksimal akan diberikan otak terhadap informasi yang berhubungan dengan keselamatan hidup. Semakin dianggap penting untuk keselamatan hidup, maka semakin tinggi pula konsentrasi perhatian dan semakin kuat puyla melekat dalam ingatan.
Prioritas kedua adalah apabila informasi itu membangkitkan emosi, baik sedih maupun gembira. Dalam belajar-mengajar, tentunya kita membutuhkan emosi positif. Semakin kuat informasi tersebut membangkitkan emosi kita, maka semakin konsentrasi kita memperhatikan informasi tersebut. Prioritas terakhir adalah informasi yang berhubungan dengan proses belajar biasa. Informasi ini mendapat konsentrasi perhatian yang paling sedikit.
Untuk memaksimalkan konsentrasi dan hasil belajar siswa, tentunya kita sebagai guru hendaknya harus menciptakan suasana yang mengantarkan siswa pada tingkat efektifitas yang paling prioritas, yakni membuat pelajaran kita sangat penting bagi kehidupan mereka. Hal ini bisa dicapai dengan pendekatan-pendekatan dalam pendidikan, misalnya pendekatan integrasi-interkoneksi (tunggu postingnya aja). Bila hal ini sulit dilakukan, maka kita bisa mencipyakan susana dengan prioritas kedua, yakni melibatkan emosi dalam setiap pembelajaran. Hal ini bisa kita capai dengan menggunakan aneka metode mengajar yang relevan ( tunggu juga). Sebagai bocorannya mungkin kita bisa mengadakan permainan, hadiah, dll.

0 komentar:

Design by Blogger Templates